REAKSI-REAKSI SENYAWA
HIDROKARBON
Hidrokarbon adalah senyawa yang mengandung karbon
dan hidrogen. Banyak hidrogen menunjukkan isomer struktur: isomer-isomer
struktur mempunyai rumus molekul yang sama tetapi berbeda struktur molekulnya.
Alkana, alkena, dan alkuna adalah golongan pertama pada hidrokarbon.
Alkana hanya mengandung ikatan tunggal
karbon-karbon, dinamakan pula hidrokarbon jenuh. Empat ikatan pada setiap
karbon dalam alkana tersusun dalam tetrahedron beratauran; sudut antara dua
ikatan ialah 109.50. pada suhu kamar, gugus yang melekat pada ikatan
tunggal pada alkana rantai lurus barotasi bebas pada ikatan tunggal.
Alkena mangandung satu atau lebih ikatan ganda
dua karbon-karbon; dinamakan pula hidrokarbon tak jenuh. Dua ikatan yang muncul
dari setiap karbon pada ikatan ganda dua karbon-karbon membentuk sudut 1200.
alkena mempunyai ikatan isomer geometri yaitu cis dan trans.
Isomer geometri cis dan trans didasarkan pada pada gugus subtituen pada setiap
karbon ppengemban ikatan ganda dua, jika keduanya pada posisi yang sama dari
ikatan ganda dua dinamakn cis, dan bila keduanya pada posisi yang berbeda
disebut trans.
Alkuna
mengandung ikatan ganda tiga karbon-karbon; tergolong hidrokarbon tak jenuh.
Dua ikatan yang timbul dari sepasang karbon berikan ganda tiga mambuat sudut
1800. jadi, etuna (C2H2) adalah alkuna paling
sederhana.
Reaksi senyawa hidrokarbon pada
umumnya merupakan pemutusan dan pembentukan ikatan kovalen . Ada beberapa jenis reaksi senyawa hidrokarbon , diantaranya yaitu
reaksi substitusi, adisi,oksidasi dan eliminasi.
1. Reaksi Subtitusi
Pada reaksi substitusi, atom atau gugus atom yang
terdapat dalam suatu molekul digantikan oleh atom atau gugus atom lain. Reaksi
substitusi umumnya terjadi pada senyawa yang jenuh (semua ikatan karbon-karbon
merupakan ikatan tunggal), tetapi dengan kondisi tertentu dapat juga terjadi
pada senyawa tak jenuh
Contoh:
Halogenasi hidrokarbon (penggantian atom H oleh halogen)
Halogenasi hidrokarbon (penggantian atom H oleh halogen)
2. Reaksi Adisi
Reaksi adisi terjadi pada senyawa yang mempunyai
ikatan rangkap dua atau rangkap tiga senyawa alkena atau senyawa alkuna, termasuk ikatan rangkap karbon
dengan atom lain, dalam reaksi adisi, molekul senyawa yang mempunyai ikatan
rangkap menyerap atom atau gugus atom sehingga ikatan rangkap berubah menjadi
ikatan tunggal.
Untuk alkena atau alkuna, bila jumlah atom H pada kedua atom C ikatan rangkap berbeda, maka arah adisi ditentukan oleh kaidah Markovnikov, yaitu atom H akan terikat pada atom karbon yang lebih banyak atom H-nya (“yang kaya semakin kaya”).
Untuk alkena atau alkuna, bila jumlah atom H pada kedua atom C ikatan rangkap berbeda, maka arah adisi ditentukan oleh kaidah Markovnikov, yaitu atom H akan terikat pada atom karbon yang lebih banyak atom H-nya (“yang kaya semakin kaya”).
Contoh
: (CH3)2C=CHCH3 + H-Cl → (CH3)2CCl-CHHCH3
2-metil-2-butena 2-kloro-2-metilbutana
3. Reaksi Eliminasi
Pada reaksi eliminasi, molekul senyawa berikatan
tunggal berubah menjadi senyawa berikatan rangkap dengan melepas molekul kecil.
Jadi, eliminasi merupakan kebalikan dari adisi.
Contoh:
Eliminasi air (dehidrasi) dari alkohol. Apabila dipanaskan dengan asam sulfat pekat pada suhu sekitar 1800C, alkohol dapat mengalami dehidrasi membentuk alkena.
Contoh:
Eliminasi air (dehidrasi) dari alkohol. Apabila dipanaskan dengan asam sulfat pekat pada suhu sekitar 1800C, alkohol dapat mengalami dehidrasi membentuk alkena.
4. Reaksi Oksidasi
Apabila senyawa alkana dibakar menggunakan oksigen,
senyawa yang dihasilkan ialah karbon dioksida dan air. Reaksi tersebut dikenal
dengan reaksi oksidasi atau pembakaran. Sebagai contoh:
C2H6
+ 3,5 O2--------------> 2CO2 + 3H2O
Permasalahan yang saya
ambil dari artikel yang saya buat ialah reaksi eliminasi dan reaksi subtitusi.Dimana
reaksi tersebut, merupakan “Eliminasi Lawan Subtitusi”
Ini satu masalah yang
dihadapi oleh ahli kimia sintesis ialah persaingan antara eliminasi dan
subtitusi.Kedua reaksi yang penting itu mempunyai mekanisme yang erat sekali
hubungannya, namun keduanya memberikan hasil yang jauh berbeda. Meskipun
begitu, substrat yang khas biasanya akan tanggap terhadap perubahan kondisi
reaksi sehingga satu alur atau alur yang lainnya yang diuntungkan. Perubahan
dalam nukleofil-basa biasanya mempunyai perngaruh yang mencolok terhadap alur
eliminasi-subtitusi. Nukleofil mempunyai kemampuan membentuk ikatan dengan
berbagai pereaksi organik .
Yang saya
tanyakan,tolong jelaskan nukleofil-basa mempunyai pengaruh yang seperti apa
terhadap eliminasi-subtitusi dan sebutkan apakah ada pengaruh lain selain
nukleofil-basa?
menurut saya,,
BalasHapusreaksi eliminasi dilihat dari segi mekanismenya berhubungan dngan substitusi, maka kimiawan harus mengatur kondisi dlm suatu runtunan sintesis agar reaksi yang satu lebih diuntungkan dari yang lain.
dari sifat nukleofil-basa, nukleofil-basa langsung memengaruhi alur eliminasi-substitusi.
selain nukleofil-basa yang mempengaruhi eliminasi-substitusi adalah struktur substrat, pelarut, dan suhu,..
semoga membantu...
menurut literaur yang saya baca, sifat nukleofil basa mempengaruhi eliminasi dengan memerlukan pengambilan satu proton, sedangkan subtitusi dengan adanya pembentukan ikatan pada atom karbon. karena itu, kebasaan merupakan faktor yang sangat penting pada eliminasi dan kenukleofilan penting pada substitusi. selain itu yang dapat mempengaruhi eliminasi substitusi ialah struktur substrat, pelarut, dan suhunya dalam medium reaksi.
BalasHapussemoga bermanfaat